Top Menu

Advertisement

news

Tak Hanya Sekedar Candu, Filosofi Kopi Ko'bi Sinjai Hingga Banyak Diminati

Admin
Sabtu, 09 Juni 2018, 6/09/2018 12:24:00 AM WAT
Last Updated 2018-06-14T04:03:28Z
Sinjai--- Kopi selain menjadi minuman pavorit para pemikir di Indonesia, juga telah menjadi fashion kalangan muda maupun kalangan tua yang candu akan caffein.

Hal itu menimbulkan respon positif di berbagai daerah, ditandai dengan didirikannya coffee shop dan warkop di setiap tempat strategis di kota-kota.

Di kabupaten Sinjai sendiri, sudah puluhan warkop atau coffee shop menghiasi sepanjang jalan di kota maupun di lorong-lorong perumahan.

Salah satunya adalah coffee shop dengan perpaduan nama dari istilah Suku Konjo Bugis di Jl. Ahmad Yani , kabupaten Sinjai yang akrab disebut Kopi Ko'bi.

Coffee shop yang didirikan pada bulan April 2016 lalu, oleh pria kelahiran Bulukumba ini berbeda dari warkop atau coffee shop lainnya yang ada di kabupaten Sinjai.

Selain menyajikan Kopi lokal asal Manipi, Sinjai Barat, dengan jenis Arabica dan Robusta, juga harganya sangat terjangkau dari Rp. 10.000,- per gelas hingga Rp. 13.000,- untuk hot n ice.

Bukan hanya itu, coffee shop yang dikelolah oleh Achmad Badaruddin, SE, dengan 4 orang tenaga kerja ini, memiliki tempat strategis untuk segala kalangan, baik dari pegawai maupun kalangan mahasiswa. Dengan fasilitas yang nyaman, Wi-Fi serta keadaan lingkungan yang sejuk karena dekat dengan taman hutan kota dan tugu Topekkong

Kopi Ko'bi selalu ramai setiap saat, bukan hanya kopinya yang memikat dan memanjakan lidah, tapi coffee shop ini juga adalah Home Base beberapa komunitas seperti suporter PSM Makassar yakni Red Gank, pecinta mobil ceper yakni Low cars squad (Mobil Ceper) dan pegiat trail aspal yakni Supermoto Indonesia chapter Sinjai.

Om Badar, sapaan akrab Achmad Badaruddin, yang juga merupakan alumni Cokroaminoto tahun 2008, jurusan ekonomi.

Ia mengaku memulai usahanya pasca pernikahannya dengan perempuan berdarah Sinjai pada tahun 2010 lalu.

Semula ia mengaku menekuni basic coffee shop yang persis dengan istrinya, tak lain dari perbankan. 6 tahun setelahnya, ia memilih mendirikan usaha sendiri, dengan memilih membangun coffee shop pada tahun 2016 hingga saat ini.

Sekitar 20 meter dari perempatan Jl. Jendral Sudirman, usahanya berjalan lancar di dalam bangunan 3 lantai yang dikontraknya setiap tahun dengan harga Rp. 25.000.000,-.

Saat ditanya alasannya (08/06/208), Om Badar mengaku memulai usahanya, sebab kala itu (2016) warkop atau coffee shop masih kurang, serta pengolahannya masih minim teknologi.

"Potensi kopi masih kurang saat itu, apalagi kopi hasil olahan mesin ekspresso pertama disinjai , lainnya masih manual" bebernya pada media ini.

Om Badar mendirikan kopi KO'bi , ternyata karena ia pun penikmat kopi. Ia punya banyak kalimat inspiratif tentang kopi salah satunya "Kopi itu pahit, tak pernah tersembunyi rasa pahitnya walau tercantol gula atau susu" singkatnya. (BSJ)

TrendingMore